Setelah meneliti perilaku ribuan pengguna telepon bimbit, James Katz, seorang profesor di bidang komunikasi di Rutgers University, menyimpulkan bahwa telepon bimbit telah mengubah pembawaan cara berpikir kita tentang waktu. Para pengkaji mengatakan bahwa Amerika Serikat kini hidup di dalam “waktu senang”. Istilah tersebut diciptakan untuk menggambarkan pemikiran para pengguna telepon bimbit yang menelepon pada pukul 8.20 untuk mengatakan ia akan terlambat hadir dalam mesyuarat yang diadakan pukul 8.30, datang pukul 8.45, dan menganggap dirinya tepat waktu karena ia telah menelepon sebelumnya.
Tidak seperti kita, Allah senantiasa tepat waktu. Kita berusaha memahami mengapa Dia tidak bertindak di dalam peristiwa-peristiwa dunia atau di dalam kehidupan pribadi kita secepat yang seharusnya Dia perbuat menurut pemikiran kita. Akan tetapi, Alkitab menyatakan ketepatan waktu Allah yang Perkasa menurut rencana-Nya. Galatia 4:4,5 berbunyi, “Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.” Dan Roma 5:6 berbunyi, “Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan [pada saat yang tepat] oleh Allah.”
Kita dapat memercayai Allah yang bijak dan penuh kasih ini, yang tidak pernah terlambat dalam rencana kekal-Nya, yang tepat waktu dalam segala aspek kehidupan kita yang sekecil-kecilnya —David McCasland
sumber : dailybread online
Kita dapat memercayai Allah yang bijak dan penuh kasih ini, yang tidak pernah terlambat dalam rencana kekal-Nya, yang tepat waktu dalam segala aspek kehidupan kita yang sekecil-kecilnya —David McCasland
sumber : dailybread online
Nuk ka komente:
Posto një koment